30.8.13

Bipolar~Manic-Depressive

at 03:08
Well, after my article about cutting, I'm gonna share about bipolar disorder. Like I've already said, I'm gonna share everything, I've been through, check it out!



Mungkin beberapa dari lo semua masih belom kenal apa itu "bipolar" dan kayak apa itu bipolar, karena di Indonesia bipolar sendiri masih dianggep hal baru, kecuali buat orang-orang yang ada di jurusan psikologi, dan juga beberapa orang yang kena bipolar. Langsung aja gue lanjut ke masalah bipolar, thanks for reading guys.

Apaan sih bipolar, itu?

Bipolar adalah salah satu jenis penyakit psikologis yang ditandai dengan perubahan mood yang sangat ekstrim, biasa dibilang manic-depressive ataupun juga mania-depresi. Nama bipolar sendiri diambil dari para penderitanya yang selalu mengalami perubahan mood yang sangat ekstrim dari kedua kutub(bipolar) yang berlawanan, yaitu kebahagiaan yang secara berlebih, yaitu kutub mania dan kesedihan yang terlalu berlarut, yaitu kutub depresi.

Tapi, kan wajar semua orang ngerasain sedih sama seneng, kok harus dibedain?

Pada umumnya, setiap orang pernah mengalami suasana hati yang baik(mood high) dan suasana hati yang buruk(mood low). Akan tetapi , seseorang yang menderita bipolar disorder memiliki mood swings yang ekstrim yaitu pola perasaan yang mudah berubah secara drastis. Suatu ketika, seorang penderita bipolar disorder bisa merasa sangat antusias dan bersemangat(mania). Namun, ketika mood-nya berubah buruk, ia bisa sangat depresi, pesimis, putus asa, bahkan sampai mempunyai keinginan untuk bunuh diri(depresi).

Biasanya kondisi manik atau mania mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara dua minggu sampai lima bulan. Sedangkan depresi cenderung berlangsung lebih lama. Tidak jarang, kondisi depresi berlangsung selama seumur hidup si penderita.

Gejala orang yang kena bipolar apa, sih?

Ketika seorang penderita bipolar berada di puncak kutub mania, mereka cenderung mengalami hal-hal seperti:
  1. Gembira berlebihan
  2. Mudah tersinggung sehingga mudah marah
  3. Merasa dirinya sangat penting
  4. Merasa kaya atau memiliki kemampuan lebih dibanding orang lain
  5. Penuh ide dan semangat baru
  6. Cepat berpindah dari satu ide ke ide lainnya
  7. Seperti mendengar suara yang orang lain tak dapat mendengar
  8. Nafsu seksual meningkat
  9. Menyusun rencana yang tidak masuk akal
  10. Sangat aktif dan bergerak sangat cepat
  11. Berbicara sangat cepat sehingga sukar dimengerti apa yang dibicarakan
  12. Menghamburkan uang
  13. Membuat keputusan aneh dan tiba-tiba, namun cenderung membahayakan
  14. Merasa sangat mengenal orang lain
  15. Mudah melempar kritik terhadap orang lain
  16. Sukar menahan diri dalam perilaku sehari-hari
  17. Sulit tidur
  18. Merasa sangat bersemangat, seakan-akan 1 hari tidak cukup 24 jam
Seolah-olah sangat berbanding terbalik, hal yang akan dialami oleh penderita bipolar saat berada di puncak kutub depresi, seperti berikut:
  1. Suasana hati yang murung dan perasaan sedih yang berkepanjangan
  2. Sering menangis atau ingin menangis tanpa alasan yang jelas
  3. Kehilangan minat untuk melakukan sesuatu
  4. Tidak mampu merasakan kegembiraan
  5. Mudah letih, tak bergairah, tak bertenaga
  6. Sulit konsentrasi
  7. Merasa tak berguna dan putus asa
  8. Merasa bersalah dan berdosa
  9. Rendah diri dan kurang percaya diri
  10. Beranggapan masa depan suram dan pesimistis
  11. Berpikir untuk bunuh diri
  12. Hilang nafsu makan atau makan berlebihan
  13. Penurunan berat badan atau penambahan berat badan
  14. Sulit tidur, bangun tidur lebih awal, atau tidur berlebihan
  15. Mual, mulut kering, Susah BAB, dan terkadang diare
  16. Kehilangan gairah seksual
  17. Menghindari komunikasi dengan orang lain
Dan menurut penelitian, 30% penderita bipolar mencoba bunuh diri dengan berbagai cara, cutting salah satu contohnya.

Apa, sih yang nyebabin bipolar disorder?

Faktor genetik, dan juga faktor lingkungan.

Faktor eksternal lingkungan dan psikologis juga diyakini terlibat dalam pengembangan bipolar disorder. Faktor-faktor eksternal yang terlibat biasa disebut pemicu. Pemicu dapat memulai kejadian baru mania atau depresi atau membuat gejala yang ada buruk. Namun, banyak kasus gangguan bipolar terjadi tanpa pemicu yang jelas.
Penderita penyakit ini cenderung mengalami faktor pemicu munculnya penyakit yang melibatkan hubungan antar perseorangan atau peristiwa-peristiwa pencapaian tujuan (reward) dalam hidup. Contoh dari hubungan perseorangan antara lain jatuh cinta, putus cinta, dan kematian sahabat. Sedangkan peristiwa pencapaian tujuan antara lain kegagalan untuk lulus sekolah dan dipecat dari pekerjaan. Selain itu, seorang penderita bipolar disorder yang gejalanya mulai muncul saat masa ramaja kemungkinan besar mempunyai riwayat masa kecil yang kurang menyenangkan seperti mengalami banyak kegelisahan atau depresi. Selain penyebab diatas, alkohol, obat-obatan, dan penyakit lain yang diderita juga dapat memicu munculnya bipolar disorder.

Di sisi lain, keadaan lingkungan di sekitarnya yang baik dapat mendukung penderita gangguan ini sehingga bisa menjalani kehidupan dengan normal. Berikut ini adalah faktor lingkungan yang dapat memicu terjadinya bipolar disorder, antara lain:
  1. Stress - peristiwa kehidupan Stres dapat memicu gangguan bipolar pada seseorang dengan kerentanan genetik. Peristiwa ini cenderung melibatkan perubahan drastis atau tiba-tiba-baik atau buruk-seperti akan menikah, akan pergi ke perguruan tinggi, kehilangan orang yang dicintai, dipecat.
  2. Penyalahgunaan Zat - Meskipun penyalahgunaan zat tidak menyebabkan gangguan bipolar, itu dapat membawa pada sebuah episode dan memperburuk perjalanan penyakit. Obat-obatan seperti kokain, ekstasi, dan amphetamine dapat memicu mania, sedangkan alkohol dan obat penenang dapat memicu depresi.
  3. Obat - obat tertentu, terutama obat-obatan antidepresan, bisa memicu mania. Obat lain yang dapat menyebabkan mania termasuk obat flu over-the-counter, penekan nafsu makan, kafein, kortikosteroid, dan obat tiroid.
  4. Perubahan Musiman - Kejadian mania dan depresi sering mengikuti pola musiman. Manic episode lebih sering terjadi selama musim panas, dan episode depresif lebih sering terjadi selama musim dingin, musim gugur, dan musim semi (untuk negara dengan 4 musim).
  5. Kurang Tidur - Rugi tidur-bahkan sesedikit melewatkan beberapa jam istirahat-bisa memicu episode mania
The Last...

Nggak semua gejala di atas bisa bener-bener dibilang bipolar, tapi kalau kalian udah ngerasa hal itu semakin parah, sebaiknya temuin psikiater, dan kalau kalian ngeliat ada seseorang yang ngalamin gejala-gejala di atas, bantu dia, jauhin benda tajem dari sisi dia, jangan tinggalin dia sendiri, jangan bikin mereka ngedown, karena hal yang menurut kita sepele bisa jadi hal besar buat mereka.

Dan buat siapa pun di luar sana yang kena bipolar, kita bisa sembuh kok, gue percaya kita bisa ngelaluin semuanya, gue percaya kita lebih kuat dari yang kita kira. Kalau gue aja mau nyoba, kenapa kalian enggak? Jangan pernah takut buat bilang tentang apa yang kalian rasain.

Sesuatu bisa terjadi kalau lo nggak berani ngomong, lo kuat, dan lo bisa, gue percaya.

We put a smile on our sad face
We tell everyone we wanna die
We hope everyone could understand

0 comments:

Post a Comment

 

Believe In Me Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review